Yang Pragmatis Lebih Berpeluang

Share it Please
Legenda sepakbola dunia Pele memprediksi bahwa tim yang menerapkan permainan pragmatis lebih berpeluang menjadi juara, ketimbang yang mengedepankan sepakbola indah.
Dalam beberapa waktu terakhir, hal yang marak diperbincangkan dan menjadi perdebatan adalah sepakbola pragmatis versus sepakbola indah.

Penyuka pragmatisme memiliki alasan bahwa tujuan akhir adalah kemenangan. Sementara penyuka keindahan memiliki alasan bahwa kemenangan harus dicapai dengan permainan yang memikat pula.

Legenda sepakbola dunia Pele juga ikut dalam pertarungan wacana ini. Pria bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento tersebut mengaitkannya dengan Piala Dunia.

Pele menilai bahwa tim yang mengusung sepakbola indah bakal mengalami kesulitan.

"Sejumlah negara dan tim yang memainkan sepakbola indah adalah Spanyol, Portugal, Belanda. Namun sayang sekali karena di sepanjang sejarah Piala Dunia, pemenang atau juaranya bukan selalu tim yang bermain indah," kata Pele seperti dilansir dari Soccernet.

"Ini terjadi karena Piala Dunia hanya berlangsung satu bulan, hanya tujuh pertandingan. Jadi laga akan berlangsung sangat ketat," ulas pria yang membawa Brasil tiga kali meraih juara dunia itu.

Pele mencontohkan kejadian "sial" bagi tim yang mengusung permainan indah seperti Belanda di Piala Dunia 1974, 1978, dan Brasil di tahun 1982.

Pele menilai bahwa tim-tim yang mengusung sepakbola pragmatis punya peluang lebih bagus.

"Saya yakin ada juga tim-tim seperti Jerman, Italia, dan Inggris memainkan sepakbola yang bertumpu pada kekuatan. Mereka tak fokus pada sepakbola indah. Permainan mereka lebih defensif dan tegas."

"Yang penting bukanlah memperagakan sepakbola indah. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menjadi juara," tutup Pele.

Pria kelahiran 23 Oktober 1940 itu memang sering keliru dalam memprediksi. Tetapi untuk kali ini, bisa jadi pandangannya benar.

Ketika menjadi juara Piala Dunia 1994 dan 2002, Brasil juga sedikit meninggalkan patron jogo bonito. Di Piala Konfederasi 2009, Spanyol yang mengusung permainan indah juga gagal mencapai final.