Carlos Alberto Parreira pernah memandu lima negara di enam Piala Dunia. Namun di luar Brasil, Parreira belum pernah mengantarkan tim asuhannya mememtik kemenangan.Parreira menukangi Kuwait di Piala Dunia 1986, Uni Emirat Arab tahun 1990, Brasil tahun 1994 dan 2006, Arab Saudi tahun 1998 dan terakhir Afrika Selatan di Piala Dunia 2010.
Tahun 1994, Parreira mengantar Brasil jadi juara dunia dengan menaglahkan Italia di final, sedangkan tahun 2006 ia membawa Samba ke perempatfinal sebelum dihentikan Prancis.
Impresif? Jelas. Namun sayangnya itu cuma bisa dilakukan Parreira bersama Brasil. Bersama empat negara lainnya, pria yang kini berusia 67 tahun itu belum pernah mengecap manisnya kemenangan.
Bersama Kuwait tahun 1986, Parreira cuma bisa memetik sekali imbang melawan Cekoslovakia. Menghadapi Inggris dan Prancis, Kuwait kalah. Empat tahun berselang, bersama UEA, tiga pertandingan berkesudahan dengan kekalahan.
Setelah mengantar Brasil juara dunia tahun 1994, Parreira absen dari Piala Dunia 2002 dan kembali tahun 2006 bersama Arab Saudi. Namun baru dua kali bertanding dengan dua kali kalah, Parreira dipecat negara Timur Tengah itu.
Tahun ini, Parreira mengarsiteki tuan rumah Afrika Selatan. Dari dua laga pertama yang dilakoni Bafana-Bafana, hasilnya adalah sekali seri dan sekali kalah.
Kesempatan terakhir bagi Parreira untuk mengecap kemenangan bersama tim selain Brasil akan datang ketika Steven Pienaar cs menghadapi Prancis pada 22 Juni mendatang.
Melihat kekuatan di atas kertas, sulit untuk melihat Afsel bisa mengatasi Prancis. Apakah itu berarti Parreira masih harus menunggu lebih lama untuk bisa mengecap kemenangan di luar bersama negara asalnya?
