
Manajemen PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) tampak serius dengan sistem baru pengelolaan klub Sriwijaya FC, terutama soal wacana pelatih merangkap sebagai manajer tim di musim kompetisi 2010/2011 mendatang. Rencananya manajemen akan menyiapkan staf khusus untuk membantu pelatih Rahmad Darmawan.
"Wacana pelatih merangkap manajer memang sudah didengungkan sejak musim lalu. Maka musim ini akan kita coba. Hal ini demi meningkatkan efektivitas dan transparansi serta moderninsasi sebuah klub untuk menyatukan jabatan pelatih dan manajer," ujar Presiden Klub H Dodi Reza, Senin (5/7).
Menurut Dodi, tentunya dengan sistem ini akan banyak protes dan kritikan dari para pemerhati dan pecinta sepakbola. Namun apa salahnya mencoba dan akan dieksplorasi secara bersama. Sebab untuk menuju sebagai sebuah industri, SFC harus berbenah. Pelatih merangkap manajer adalah salah satu dari contoh klub modern.
"Tentunya kita menginginkan kerja pelatih tetap kepada urusan teknis agar tidak buyar. Tetapi menjadikan pola ini setidaknya lebih efektif dan ke depan SFC tidak di bawah dua kendali seperti kesan selama ini," ujar Dodi.
Menurut Dodi, tentunya pelatih tetap mengurusi masalah teknis, tetapi untuk kerja non teknis lainnya ia akan dibantu oleh staf khusus yang menanganinya. Tetapi tetap di bawah kendali pelatih sebagai manajer. Sebab pelatih yang merangkap sebagai manajer bisa langsung menyuarakan keinginan pemain yang ada di lapangan, misalnya urusan fasilitas dan urusan makanan serta hal lainnya.
"Ketika ada keluhan dari pemain, pelatih bisa langsung mengambil tindakan langsung oleh pelatih sebagai manajer tanpa menunggu persetujan dari manajemen tim seperti selama ini. Tentunya pelatih akan dibantu staf manajemen yang handal menangani hal ini dilapangan hijau," ujar Dodi.
Apakah ada keberatan dari pelatih, menurut Dodi tentunya tidak, sebab manajemen sudah memikir secara matang. Sistem ini akan banyak memangkas birokrasi dan tanpa ada hambatan atau memakan waktu lama. "Nanti pertanggunganjawabnya dan laporannya langsung ke Presiden Klub," ujar Dodi.
"Wacana pelatih merangkap manajer memang sudah didengungkan sejak musim lalu. Maka musim ini akan kita coba. Hal ini demi meningkatkan efektivitas dan transparansi serta moderninsasi sebuah klub untuk menyatukan jabatan pelatih dan manajer," ujar Presiden Klub H Dodi Reza, Senin (5/7).
Menurut Dodi, tentunya dengan sistem ini akan banyak protes dan kritikan dari para pemerhati dan pecinta sepakbola. Namun apa salahnya mencoba dan akan dieksplorasi secara bersama. Sebab untuk menuju sebagai sebuah industri, SFC harus berbenah. Pelatih merangkap manajer adalah salah satu dari contoh klub modern.
"Tentunya kita menginginkan kerja pelatih tetap kepada urusan teknis agar tidak buyar. Tetapi menjadikan pola ini setidaknya lebih efektif dan ke depan SFC tidak di bawah dua kendali seperti kesan selama ini," ujar Dodi.
Menurut Dodi, tentunya pelatih tetap mengurusi masalah teknis, tetapi untuk kerja non teknis lainnya ia akan dibantu oleh staf khusus yang menanganinya. Tetapi tetap di bawah kendali pelatih sebagai manajer. Sebab pelatih yang merangkap sebagai manajer bisa langsung menyuarakan keinginan pemain yang ada di lapangan, misalnya urusan fasilitas dan urusan makanan serta hal lainnya.
"Ketika ada keluhan dari pemain, pelatih bisa langsung mengambil tindakan langsung oleh pelatih sebagai manajer tanpa menunggu persetujan dari manajemen tim seperti selama ini. Tentunya pelatih akan dibantu staf manajemen yang handal menangani hal ini dilapangan hijau," ujar Dodi.
Apakah ada keberatan dari pelatih, menurut Dodi tentunya tidak, sebab manajemen sudah memikir secara matang. Sistem ini akan banyak memangkas birokrasi dan tanpa ada hambatan atau memakan waktu lama. "Nanti pertanggunganjawabnya dan laporannya langsung ke Presiden Klub," ujar Dodi.