Arema Bakal Singkirkan SFC

Share it Please
PALEMBANG—Perseteruan suporter Sriwijaya FC Simanis dan Singa Mania kerap memunculkan cerita tersendiri karena rentan terjadi bentrok. Namun persoalan ini mencuat ke tingkat nasional sehingga menjadi ganjalan Sriwijaya FC untuk menjadi tuan rumah babak 16 besar Piala Indonesia.

“Rapat PT Liga Indonesia sangat alot, drawing babak 16 besar Piala Indonesia akan diselenggarakan pada 28 April nanti. Kita baru membahas jadwal Kompetisi U-21. Namun catatan kita, peluang tuan rumah cukup alot. Kita terganjal dengan kerusuhan kecil para suporter kita,” kata Manajer SFC Hendri Zainudin yang mengikuti rapat PTLI di Jakarta, Jumat (23/4).

Menurut anggota DPRD Banyuasin ini, persoalan suporter yang bentrok, membawa senjata tajam, kemudian ditambah keributan saat SFC kontra PSPS Pekanbaru di Palembang 14 April lalu menjadi catatan pihak PTLI. Padahal peluang SFC untuk menjadi tuan rumah sebenarnya sangat besar.

“Hal itu membuat SFC kesulitan. Kita ketar-ketir, sebab mereka cenderung memilih Arema Malang, Persela Lamongan dan Pelita Jaya Karawang, kemudian ada satu lagi menjadi saingan kita juga tim asal pulau Jawa. Sebab pihak pusat menganggap Sumsel kurang kondusif. Kemudian pemberitaan yang berlebihan di beberapa media masa juga berpengaruh,” kata Hendri.

Hendri menghimbau agar seluruh suporter bersatu, menyatukan visi, dan tidak adalagi bentrok, sehingga penonton tidak takut datang ke stadion dan para orang tuan tidak khawatir melepas anaknya bergabung menjadi suporter. Sebab menyangkut citra SFC di pentas sepak bola nasional.

“Jika kita gagal menjadi tuan rumah, sangat merugikan tim Sriwijaya dan masyarakat Sumsel,” ujar Hendri.

Permintaan ini direspon positif oleh Singa Mania pimpinan Dedi Pranta dan Simanis pimpinan Qusoy. Mereka untuk menghilangkan segala bentuk kerusuhan antar suporter. Dalam pertemuan yang diprakarsai pihak manajemen di Sekretariat SFC, Kamis (22/4) kemarin, mereka sepakat untuk menahan diri.

“Kami bisa jamin kedepan tidak ada lagi keributan asal semua suporter mau menghargai satu sama lainnya. Kami akan memberikan instruksi ke tingkat korlap hingga di tingkat bawah,” ujar Qusoi presiden Simanis.

Begitu juga dengan Dedi Pranata alias Frans ketua Singa Mania tidak mau ribut lagi dan tidak ada konflik lagi. Pada dasarnya siapa yang tidak ingin damai. Kondisi itu sebenarnya terjadi diluar

kontrol. “Kami benar-benar tidak ingin membuat masalah dan hidup damai saat mendukung Sriwijaya FC di dalam dan luar lapangan,” kata Frans.

Untuk menindak lanjuti hal ini Hendri Zainuddin menegaskan akan mengumpulkan suporter Sriwijaya pada pertemuan akbar di Griya Agung dalam waktu dekat. sripo