
Meski mendapatkan nasib yang berbeda, arsitek Sriwijaya FC dan Singapore Armed Forces FC (SAFFC) memuji permainan yang ditampilkan anak asuh masing-masing.
SAFFC tinggal menunggu pemenang dari semi-final play-off antara Shb Da Nang (Vietnam) dan Muangthong United (Thailand) untuk dijamu pada 6 Februari di Singapura, sedangkan Sriwijaya FC gagal menemani Persipura Jayapura di Liga Champions Asia dan harus puas berkecimpung di Piala AFC, yang mirip dengan Liga Champions Eropa dan Liga Europa secara beruntun.
Bos Sriwijaya Rahmad Darmawan, yang kerap disapa RD, menegaskan, "Kami bermain tak terlalu buruk, hanya saja kami tak bisa mencetak gol meskipun meraih banyak peluang. Itulah masalah kami dan pekerjaan rumah bagi saya."
"Kami menunjukkan motivasi tinggi dan jika saja kami tak menerima kartu merah, saya yakin kami mampu mencetak gol. Bahkan dengan sepuluh pemain kami tetap mengontrol bola, tetapi tentu lebih sulit untuk mencetak gol," tambah RD.
RD juga menyesalkan pemainnya kurang tenang dan terburu-buru dalam penyelesaian akhir, "Penyerang kami harus lebih tenang di dalam kotak dan tak terburu-buru menembakkan bola. Tetapi, dengan pengalaman kami di Liga Champions, kami yakin dapat menembus 16 besar Piala AFC."
Sementara itu, pelatih SAFFC Richard Bok Kok Chuan menambahkan, "Itu pertandingan yang menarik bagi semua, tetapi berat bagi kami. Ini pertandingan kompetitif pertama bagi kami, sedangkan mereka sudah berada di tengah musim dan hal ini terlihat jelas dari organisasi permainan mereka."
Tetapi, Richard tetap yakin timnya akan mampu berprestasi seiring jalannya waktu karena banyaknya pemain baru sehingga butuh waktu untuk bersatu, dan menyebut nama sayap Jepang Akiyoshi Taisuke sebagai pemain terbaik pada pertandingan ini.
SAFFC tinggal menunggu pemenang dari semi-final play-off antara Shb Da Nang (Vietnam) dan Muangthong United (Thailand) untuk dijamu pada 6 Februari di Singapura, sedangkan Sriwijaya FC gagal menemani Persipura Jayapura di Liga Champions Asia dan harus puas berkecimpung di Piala AFC, yang mirip dengan Liga Champions Eropa dan Liga Europa secara beruntun.
Bos Sriwijaya Rahmad Darmawan, yang kerap disapa RD, menegaskan, "Kami bermain tak terlalu buruk, hanya saja kami tak bisa mencetak gol meskipun meraih banyak peluang. Itulah masalah kami dan pekerjaan rumah bagi saya."
"Kami menunjukkan motivasi tinggi dan jika saja kami tak menerima kartu merah, saya yakin kami mampu mencetak gol. Bahkan dengan sepuluh pemain kami tetap mengontrol bola, tetapi tentu lebih sulit untuk mencetak gol," tambah RD.
RD juga menyesalkan pemainnya kurang tenang dan terburu-buru dalam penyelesaian akhir, "Penyerang kami harus lebih tenang di dalam kotak dan tak terburu-buru menembakkan bola. Tetapi, dengan pengalaman kami di Liga Champions, kami yakin dapat menembus 16 besar Piala AFC."
Sementara itu, pelatih SAFFC Richard Bok Kok Chuan menambahkan, "Itu pertandingan yang menarik bagi semua, tetapi berat bagi kami. Ini pertandingan kompetitif pertama bagi kami, sedangkan mereka sudah berada di tengah musim dan hal ini terlihat jelas dari organisasi permainan mereka."
Tetapi, Richard tetap yakin timnya akan mampu berprestasi seiring jalannya waktu karena banyaknya pemain baru sehingga butuh waktu untuk bersatu, dan menyebut nama sayap Jepang Akiyoshi Taisuke sebagai pemain terbaik pada pertandingan ini.