BLI Kadali SFC

Share it Please
PALEMBANG -Secara mengejutkan Badan Liga Indonesia (BLI) PSSI mengundurkan jadwal pertandingan terakhir Grup F Piala Indonesia. Yakni SFC vs PSMP Mojokerto Jumat (14/5), dan Persisam Samarinda vs Persija Jakarta Rabu (12/5) diundur menjadi tanggal 3 atau 10 Juni.

Justru BLI memindahkan dua partai krusial itu ke Jakarta dan Surabaya. Kabarnya yang berkembang, pemindahan itu atas permintaan pihak Persija.

Keputusan ini, disampaikan langsung oleh Joko Driyono, CEO BLI melalui surat dengan nomor:1620/A-02/BLI-3.1/V/2010. Dalam surat itu tertera pertandingan Macth Day-3 Grup J Babak 16 Besar Piala Indonesia SFC vs PSMP dan Persija Jakarta diundur menjadi 3 atau 10 Juni.

“SFC vs PSMP di selenggarakan di Jakarta, sementara Persisam vs Persija di Surabaya. Pertandingan digelar dalam hari dan waktu bersamaan,” kata Joko, Selasa (11/5).

Saat ditanyakan apa alasannya tiba-tiba mengundurkan jadwal pertandingan, apakah ada hubungannya dengan peristiwa pemukulan oknum pemain SFC kepada suporter, atau atas permintaan Persija Jakrta, Joko dengan tegas menolaknya.

Menurut dia, pengunduran ini murni diputuskan BLI karena dua alasan. Pertama setelah melihat hasil pertandingan pertama dan kedua, SFC, Persija, dan Persisam memiliki kesempatan melaju ke babak berikutnya. Kedua untuk menjunjung tinggi nilai sportivitas dan fair play.

”Selain jadwal SFC yang begitu padat menjadi pertimbangan kami. Dengan begitu klub sama-sama bisa menunjukkan kemampuannya dan tidak ada yang dirugikan satu sama lainnya,” kata Joko.
Sangat Janggal

Sementara itu, pihak SFC mengaku sangat terkejut dengan keputusan BLI.Keputusan ini dinilai sangat janggal dan patut dipertanyakan. Untuk itu manajemen akan melayangkan surat protes kepada BLI.

“Sebab sejak awal kita sudah mengusulkan, tetapi tidak pernah ditanggapi. Tetapi ketika satu klub mengajukan keberatan, langsung dikabulkan. Kondisi ini sangat merugikan status kita sebagai tuan rumah,” jelas Hendri tanpa mau menyebut satu klub dimaksud adalah Persija.

Kondisi ini terlihat seolah-olah pertandingan ini seperti partai usiran. Dengan kondisi ini sudah dua kali terjadi perubahan. Padahal sejak awal SFC sudah siap melakoni pertandingan yang telah ditetapkan BLI.”Dengan perubahan ini membuat posisi kita menjadi sulit,” jelasnya.

Pelatih Rahmad Darmawan juga menyayangkan keputusan BLI. Menurut dia, SFC sudah sejak awal siap apapun risikonya saat empat pertandingan berat harus diselesaikan dalam waktu lima hari. “Kami sangat terganggu dengan kondisi ini. Sebab sejak awal kita sudah siap. Mengapa tidak dari awal keputusan dibuat. Hal ini sangat merugikan kami,” tandas RD.

Kendati SFC berada di peringkat 3 klasemen Grup J dengan dua poin dari dua kali seri, namun Arif Suyono dkk sangat berpeluang lolos karena di partai terakhir akan meladeni tim paling lemah, PSMP Mojokerto. Jika menang besar minimal 6-0 atas tim yang menjadi lumbung gol di grup ini, Laskar Wong Kito bakal lolos babak 8 besar.

Pasalnya, dua tim lain, Persija dan Persisam Samarinda sama-sama mengumpulkan poin 4 hasil sekali menang dan sekali seri. Persisam memimpin klasemen karena unggul selisih gol. Jika di partai terakhir, Persija vs Persisam berakhir seri, maka ketiga tim termasuk SFC, memiliki nilai akhir sama yaitu 5.

Oleh karena itu dua tim lolos ditentukan oleh keunggulan selisih gol. Ini sangat riskan bagi Persija yang sudah kalah gol dari Persisam. Oleh karena itu yang paling aman adalah Persija dan Persisam harus saling mengalahkan, karena pemenang yang akan lolos. Jika demikian, maka SFC akan menjadi runner up mendampingi tim pemenang.

Untuk menjaga kans juara grup, sangat mungkin Persija ingin “bermain sabun” dan memenangkan laga krusial itu, mengingat Persisam tak mudah dikalahkan. Mereka pun mengusulkan agar partai penentu ketiga tim dipindahkan ke tempat netral.

Padahal, SFC secara sah ditunjuk oleh BLI sebagai tuan rumah babak 16 besar ini. Inilah salah satu bentuk intervensi BLI yang diduga untuk menjegal SFC memertahankan gelar juara copa. sripo