
Pelatih SFC Rahmad Darmawan sampai mendatangi rumah Yopi Satria (24) korban pemukulan Charis Cs yang paling parah, di Sukabangun, Sabtu (15/5) pukul 01.00 dini hari.
RD datang bersama Sekretaris PT SOM, Faisal Perdana, dan pengurus SFC lainnya. Mereka mengupayakan perdamaian dengan menemui Sahabudin-Roibah, orangtua Yopi. Namun, Sahabudin mengatakan keputusan berada di tangan Yopi yang masih dirawat di RS Charitas. Rombongan pulang pukul 02.00.
Itu upaya ketiga pihak manajemen. Sebelumnya, pukul 23.00 Kamis (14/5), manajemen datang ke RS Charitas, tapi tak berhasil bertemu Yopi di ruang Elizabaeth 1. Dan Manajer SFC, Hendri Zainuddin sudah bertemu dengan Yopi siang harinya mengupayakan tanda tangan Yopi (untuk berdamai) juga belum berhasil.
Barulah Sabtu pukul 17.30 kemarin draft perdamaian ditandatangani kedua belah pihak (da otomatis laporan ke polisi pun dicabutnya). Apa alasan Yopi bersedia damai? Suporter Sriwijaya Mania Sumsel yang menjabat Koordinaor Wilayah Sukabangun ini mengaku kaget mengetahui SFC terancam bubar dari media pagi harinya.
“Dalam hati saya masih cinta Sriwijay FC. Dengar kabar kalau masalah berlanjut SFC bubar, sayang sekali. Ini aset dan kebanggaan masyarakat Sumsel,” katanya kepada Sripo.
Dia menyadari dendam tidak menyelesaikan masalah. Keinginannya memberi pelajaran pada empat pemain SFC yang telah bertindak brutal telah terpenuhi.
“Teman-teman juga mendukung, bahkan sejak sebelumnya. Pemain sudah mengakui kesalahan, harapan saya sudah terpenuhi,” katanya.
Kondisi kesehatan Yopi sudah jauh membaik, meski biru bekas bengkak di bawah mata kanannya masih terlihat. Pelipis kirinya tidak diperban lagi, begitu juga hidung yang sempat mengeluarkan darah. Hanya pada siangnya, dua gigi Yopi yang patah kena pukul terpaksa dicabut.
Yopi dijaga ibu dan temannya. Dia mengungkapkan, satu keinginan lain RD datang menjenguknya karena ada yang mau ditanyakan terkait keberadaan pelatih ketika penganiayaan terjadi di simpang Charitas, Sabtu (8/5) malam.
Yopi bicara lepas tanpa beban. Dia tegas membantah isu yang berhembus menyebut dia mengajukan syarat perdamaian uang Rp 200 juta dan diangkat jadi PNS. “Alangkah besarya uang Rp 200 juta itu, bisa langsung nikah saya. Apalagi jadi PNS, itu jaminan seumur hidup. Tidak benar itu,” katanya. Ibunya, Roibah, juga membantah.
Menurut Yopi, perjanjian yang disetujuinya, manajemen menanggung biaya pengobatan di RS dan rawat jalan. Kalau seandainya lima tahun kemudian ada gangguan mata Yopi sebagai akibat penganiayaan, pengobatan tetap ditanggung manajemen.
“Selain itu saya dijanjikan pekerjaan disektor swasta, jadi tidak benar saya minta PNS. Ada memang kompensasi memang, tapi tidak sebesar Rp 200 juta itu,” tegasnya.
Penabuh Drum
Siapa Yopi Satria? Bujangan ini menetap di Jl Sukabangun II dan kerja di perusahaan pembiayaan motor di Kayuagung sejak tahun 2007 lalu. Sejak itulah dia sering pulang ke Palembang naik motor untuk mendukung Sriwijaya FC tiap kali bertanding di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.
Malam minggu lalu hari nahas bagi Yopi karena dia dipukuli pemain, ofisial, dan oknum TNI sepulang dari Jakabaring. Hatinya luka. Tim yang sudah didukung sejak take over klub Persijatim oleh Pemprov Sumsel musim kompetisi 2005/2006 malah mengantarkannya ke ruang unit gawat darurat RS Charitas bersama adiknya, Reza (15) dan Ari (18), dua suporter korban penganiayaan lainnya.
Dia rindu aplus tepuk tangan dan victory lap punggawa SFC menyambangi suporter usai pertandingan. Para suporter yang datang ke stadion, berpanas-panasan, dan berteriak tak kenal lelah mendukung Laskar Sriwijaya.